Sunday, July 11, 2010

mitos cinta seorang lelaki

Penaku menari- nari mencoretkan sebuah coretan kelukaan, gurindam jiwa kisah airmata, di kamar hati ini tertanya-tanya mengapa mudahnya melafazkan sebuah cinta ikatan rasa bagaikan cinta itu hanya sebuah persinggahan cuma dan lebih tepat lagi hanya mitos...iaitu mitos cinta seorang lelaki....
Hati berbaur-baur antara rasa geram...sakit hati dan sedih datang berselang seli...memandang wajahnya yang ibarat tidak ada rasa bersalah pada insan lain lebih mencucuk-cucuk hati ku....tapi bukan aku yang disakiti...tapi rasa sedih dan geram ini tetap bertandang bila memikirkan ada insan yang pentingkan diri sebegini...yang boleh membina istana bahagia atas titisan airmata orang lain. Mengapa.... begitu mudahnya seorang perempuan menyakitkan hati kaum sejenisnya demi meraih sebuah cinta yang sementara yang baginya amat didambakan sehinggakan mengguriskan dan menyakitkan hati orang lain.
Merenung kepada isteri yang teraniaya...hati mula mengerutu tertanya-tanya apa kurangnya dia? wajahnya yang lembut nan ayu..meneliti susuk tubuhnya yang masih cantik walaupun telah beranak enam...hati terdetik...anugerah seindah ini pun dipersiakan oleh sang suami yang ingin menikmati pucuk yang lebih muda. Geram bertandang dalam hati ku...memang ajal maut, jodoh dan pertemuan semuanya di tangan Allah tapi agama kita tidak pernah menyuruh hambanya mempersiakan seorang isteri apatah lagi ibu kepada anak-anak kita demi memiliki yang lain.
Aku hanya mampu bersimpati...tidak bisa dapat merasai gelodak sebenar yang bersarang dan bernaung di danau hatinya..berat mata ku memandang berat lagi jiwanya yang terdera, berat lagi beban yang terpikul di bahunya. Sementelah lagi si suami yang sudah mula melupakan anak- anak dan tanggung jawab kerana leka dalam rakulan yang lebih muda. Itulah manusia mudah lupa pada sejarah...tetapi sejarah tidak mungkin akan terpadam dan mana mungkin kita dapat menggulung sejarah semudah kita menggulung hamparan permaidani yang indah. Tidak salah jika seorang anak akan mula melupai sang ayah di hari-hari tuanya kerana sang ayah juga pernah merobek-robek dan mengguris luka jiwa seorang ibu mereka. Dan jangan persalahkan anak-anak jika si ayah itu dibiarkan menderita dan terpaksa sengsara di hari tuanya. Memang dia tetap seorang ayah ...tetap berjasa menzahirkan anak- anak ke dunia ini...tapi apalah besarnya jasa si ayah jika dibandingkan dengan gadaian nyawa ibu yang melahirkan mereka ke dunia...dan nilai seorang ibu adalah lebih mulia di sisi anak berbanding dengan si ayah...Syurga itu juga di letakkan di bawah tapak kaki seorang Ibu... walaupun ungkapan ini kekadang dianggap klise bagi orang-orang moden tetapi semua agama di dunia ini memuliakan seorang ibu,dan tidak siapa pun dapat menidakkan keistimewaan seorang ibu berbanding dengan si ayah.
Retoriknya jika si ayah berulang-ulang merobek-robekkan hati si ibu...si anak tidak akan memperjuangkan hak seorang ayah dan tidak mustahil akan tersimpan bara yang panas membara di hati anak-anak mengenangkan petualang si ayah yang mengkhianati cinta ibu mereka. Kini si ibu sendiri dalam meniti gelombang kemarau yang panjang...si ayah jauh melangkah pergi tidak menoleh lagi, manisnya pertemuan dulu...pahitnya perpisahan segalanya tidak dapat dibahasakan dengan kata-kata...setiap madah dan manis kata-kata bukan lagi miliknya tapi milik si muda yang membuatkan si ayah alpa.
Coretan ini bukan bermaksud aku terlalu taksud dan tamak memiliki sebuah cinta tetapi mengenangkan beberapa kesedihan yang panjang dalam diri kekawan yang cintanya dianiaya. Islam itu adil dan jika mampu berkongsilah kasih sayang .....dengan undang-undang dan syaratnya tidak ada yang teraniaya......tetapi berapa kerat yang mampu mengemudi haluan bahtera di di arus yang kuat...bila ombak kuat datang membadai...mula lah rapuh benteng kewarasan..... ...bila sudah selangkah taman hati memiliki dua penghuni...yang lama mulai diabaikan dan yang baru mula beraja di mata sehinggakan yang lama mula terpinggir bagaikan melukut di tepi gantang...adilkah?.
Lebih menggeramkan hati pula lancang mulut yang muda mendabik dada mengatakan si tua tidak pandai memikat suami, tidak tahu menjaga hati suami.....mulut memang boleh berkata-kata sesedap rasa kerana baru dua tiga saat hidup bersama...bila dah masa sedekad barulah tau siapa yang tidak tahu menilai siapa...dan kekadang dunia ini ibarat roda hari ini awak mencincang lumat hati orang lain...esuk lusa hati awak pula digerudi menjadi habuk yang yang menyakitkan mata.. di saat itu barulah terasa hilangnya kemegahan yang semuanya akan jatuh berserakkan....
Menatap satu persatu zuriat yang terbiar di depan mataku juga menambah lagi kepiluan yang bersarang dan bertandang di hati ku...sanggup si ayah mendera emosi zuriat sendiri demi kepentingan sendiri...benarlah apabila nafsu menguasai akal...manusia akan jadi pelupa..lupa segalanya...paling ngeri akan lupa pada hukum hakam dan tujuan kejadian kita yang sebenarnya. Jika dia seorang ayah yang baik tidak akan menganiaya zuriat keturunan yang diciptakanya sendiri...Ah! betapa silapnya si ayah jika memperjudikan hidupnya dengan mempertaruhkan masa depannya yang semakin tua untuk mengharapkan zuriat-zuriat baru dari wanita yang mula menguasai jiwanya...hari-hari tua akan diisi dengan tangisan bayi..berjaga malam...menukar lampin sedangkan si isteri tua yang teraniaya mulai merasai sinarnya yang lebih bahagia bersama anak-anak yang semakin dewasa dan bekerjaya... Si ayah yang terlupa akan kewujudan mereka akan sedar betapa bernilainya anak-anak ini di hari tua...akan mula mengeluh di mana anak- anak tidak menghiraukan dia yang sengsara...adillah...itulah keadilan...jika ketawa dan keindahan sementara yang dipinta jadi besedialah untuk sengsara di hari tua...tetapi yang sengsara dan terluka suatu masa akan bahagia jua kerana mentari tetap akan terbit memancarkan sinarnya....
Memang apa yang berlaku... begitu dan begini ada sebab dan musababnya..kita sebagai hamba tidak akan mampu menidakkan ketentuannya...tetapi kita boleh berdoa agar tidak tergolong dalam orang-orang yang menzalimi orang lain apatah lagi kaum keluarga..dan anak-anak permata hati kita sendiri...Ya Allah...minta dijauhkan...Amin!

No comments: